Mengenal Kambing Lakor, Jenis Kambing Yang Memiliki Sifat Keindukan Yang Baik
Selama ini mungkin kita yang tinggal di pulau Jawa umumnya lebih mengenal jenis-jenis kambing seperti kambing kacang, kambing ettawa atau kambing peranakan ettawa dan kambing boer (kambing impor) serta kambing burja (Persilangan antara kambing boer dengan kambing Jawa).
Jenis kambing yang satu ini mungkin tidak familiar bagi kebanyakan peternak di pulau Jawa, apalagi bagi mereka yang awam dan tidak berkecimpung dalam bidang peternakan. Tentu saja hal ini sangat beralasan mengingat kambing lakor ini bukanlah kambing yang berkembang di pulau Jawa tetapi dikembangbiakkan oleh masyarakat Maluku. Kambing Lakor merupakan salah satu rumpun kambing lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, dan telah dibudidayakan secara turun-temurun, yang merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak asli Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan.
Karakteristik Kambing Lakor
Kambing Lakor mempunyai keseragaman bentuk fisik dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan lingkungan dan mempunyai ciri khas yang berbeda dengan rumpun kambing asli atau kambing lokal lainnya.
Karakteristik kambing Lakor berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2912/Kpts/OT.140/6/2011 Tentang Penetapan rumpun kambing Lakor, terbagi menjadi 2 yakni secara kualitatif dan kuantitatif:
Sifat kualitatif kambing Lakor yaitu tubuh dominan : kombinasi warna polos dan belang putih – kehitaman, kepala : dominasi hitam, dan belang putih dengan warna sekitar mata umumnya hitam serta memiliki garis muka melengkung. Warna telinga : mengikuti warna tubuh dominan dengan bentuk panjang dan menggantung. Kambing jantan dan betina bertanduk dengan ukuran kecil sampai sedang, mengarah ke atas dan ke belakang.
Untuk sifat Kuantitatif (ukuran permukaan tubuh dan bobot badan) ditampilkan pada tabel berikut
Keunggulan Kambing Lakor
Data Vital Reproduksi Jenis Kambing Lakor
Sifat reproduksi yang dimiliki oleh kambing ini adalah sebagai berikut: dewasa kelamin (6-7 bln), umur beranak pertama (14–17 bln), lama bunting (144–155 hari), jumlah anak sekelahiran (1,3–1,6 ekor), lama berahi (24–30 jam), siklus berahi (14–21 hari), berahi setelah beranak (70–90 hari), memiliki sifat keindukan yang baik dan musim kawinnya sepanjang tahun.
Selama ini mungkin kita yang tinggal di pulau Jawa umumnya lebih mengenal jenis-jenis kambing seperti kambing kacang, kambing ettawa atau kambing peranakan ettawa dan kambing boer (kambing impor) serta kambing burja (Persilangan antara kambing boer dengan kambing Jawa).
Jenis kambing yang satu ini mungkin tidak familiar bagi kebanyakan peternak di pulau Jawa, apalagi bagi mereka yang awam dan tidak berkecimpung dalam bidang peternakan. Tentu saja hal ini sangat beralasan mengingat kambing lakor ini bukanlah kambing yang berkembang di pulau Jawa tetapi dikembangbiakkan oleh masyarakat Maluku. Kambing Lakor merupakan salah satu rumpun kambing lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, dan telah dibudidayakan secara turun-temurun, yang merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak asli Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan.
![]() |
Kambing Lakor |
Karakteristik Kambing Lakor
Kambing Lakor mempunyai keseragaman bentuk fisik dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan lingkungan dan mempunyai ciri khas yang berbeda dengan rumpun kambing asli atau kambing lokal lainnya.
Karakteristik kambing Lakor berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2912/Kpts/OT.140/6/2011 Tentang Penetapan rumpun kambing Lakor, terbagi menjadi 2 yakni secara kualitatif dan kuantitatif:
Sifat kualitatif kambing Lakor yaitu tubuh dominan : kombinasi warna polos dan belang putih – kehitaman, kepala : dominasi hitam, dan belang putih dengan warna sekitar mata umumnya hitam serta memiliki garis muka melengkung. Warna telinga : mengikuti warna tubuh dominan dengan bentuk panjang dan menggantung. Kambing jantan dan betina bertanduk dengan ukuran kecil sampai sedang, mengarah ke atas dan ke belakang.
Untuk sifat Kuantitatif (ukuran permukaan tubuh dan bobot badan) ditampilkan pada tabel berikut
No
|
Sifat
|
Satuan
|
Jantan
|
Betina
|
1
|
Tinggi Pundak
|
cm
|
76,20 + 1,6
|
68,89 + 1,3
|
2
|
Panjang Badan
|
cm
|
81,56 + 1,5
|
50,40 + 2,9
|
3
|
Lingkar Dada
|
cm
|
73,73 + 7,1
|
76,51 + 1,7
|
4
|
Lebar Dada
|
cm
|
22,45 + 0,3
|
21,52 + 0,4
|
5
|
Dalam Dada
|
cm
|
40,96 + 1,2
|
38,59 + 1,0
|
6
|
Panjang Telinga
|
cm
|
22,90 + 0,8
|
20,20 + 0,8
|
7
|
Panjang Ekor
|
cm
|
19,00 + 0,7
|
17,00 + 0,7
|
8
|
Bobot Badan
|
kg
|
70,43 + 2,2
|
40,98 + 1,3
|
- Kambing Lakor memiliki daya adaptasi yang baik
- Kambing Lakor juga memiliki daya tahan penyakit yang cukup baik.
- Sifat Keindukan Kambing Lakor bagus
- Musim Kawin kambing Lakor sepanjang tahun
Data Vital Reproduksi Jenis Kambing Lakor
Sifat reproduksi yang dimiliki oleh kambing ini adalah sebagai berikut: dewasa kelamin (6-7 bln), umur beranak pertama (14–17 bln), lama bunting (144–155 hari), jumlah anak sekelahiran (1,3–1,6 ekor), lama berahi (24–30 jam), siklus berahi (14–21 hari), berahi setelah beranak (70–90 hari), memiliki sifat keindukan yang baik dan musim kawinnya sepanjang tahun.