Harga Sapi Bali Turun, Efek Aktifitas Gunung Agung

Status AWAS yang masih diberlakukan pemerintah terhadap aktivitas gunung agung membuat sebagian peternak sapi bali di kawasan terdampak bahaya letusan memilih menjual ternak sapi balinya meskipun dengan harga lebih murah dari biasanya. Bagi peternak yang masih "beruntung" mereka bisa menjual ternaknya dengan harga hanya selisih 1 - 2 juta dari harga normal karena bertemu dan bertransaksi dengan pedagang sapi atau blantik yang masih punya rasa "peduli" dengan penderitaan para peternak di lereng gunung agung tersebut.


Tetapi bagi para peternak yang "dimakan" oleh blantik yang raja tega maka harga sapinya bisa anjlok hingga setengah harga normal. Bayangkan saja jika sapi seharga 14 juta cuma ditawar oleh pedagang seharga 6 - 7 juta saja.

Secara umum dari informasi yang beredar di Bali, masih banyak pedagang yang membeli sapi para peternak di lereng gunung agung dengan harga yang tidak terlalu anjlok.

Harga sapi Bali jantan, beberapa waktu yang lalu sebelum adanya status awas gunung agung masih berkisar antara Rp 40.000 - 41.000 di Bali, tetapi setelah ada status awas harga mulai terlihat turun secara signifikan dan harga terbaru sekitar Rp 36.000 - 37.000 per kg.

Efek dari turunnya harga ini, di pasaran Jawa Timur harga sapi Bali ditawarkan dengan kisaran Rp 41.000 per kg, jauh dibawah harga sapi lokal lain jenis limousin dan simmental yang masih bertahan di harga Rp 43.000 - 44.000 per kg.

Jika kondisi ini terus bertahan maka tidak menutup kemungkinan harga sapi lokal jenis limousin dan metal juga akan terpengaruh dan bisa turun juga dengan signifikan.

Harga sapi Bali diatas akan sangat terpengaruh dengan aktivitas gunung agung, jika bertambah parah statusnya maka harga akan semakin terpuruk tetapi jika kondisi bisa membaik dan status diturunkan maka harga akan bisa bergerak naik lagi ke harga normal.


Blog, Updated at: 19:06:00